
Mega-Berita.com Kapuas Hulu, LSKH (Langkau Seni Kapuas Hulu) merupakan sebuah organisasi kesenian yang berdiri pada tgl. 5 Maret 2023 yang beralamatkan di jln. Lintas Timur kecamatan Putussibau selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Indonesia.
Organisasi ini dikenal sebagai wadah kreativitas seni dan budaya di daerahnya, yang tidak hanya fokus pada pengembangan seni, tetapi juga berperan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan LSKH mencerminkan komitmen organisasi dalam memberdayakan masyarakat dan merayakan nilai-nilai kemanusiaan, terutama dalam bulan suci Ramadhan.
Salah satu kegiatan sosial yang patut dicontoh adalah aksi Bansos atau berbagi takjil yang dilaksanakan oleh LSKH pada hari Sabtu, 29 Maret 2025. Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian organisasi terhadap sesama, terutama bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa.
Pembagian takjil kepada warga, termasuk kepada yayasan Baitul Maqdis, tidak hanya memberikan manfaat secara langsung berupa makanan dan minuman untuk berbuka puasa, tetapi juga membawa dampak positif dalam menciptakan ikatan sosial dalam masyarakat.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, anggota LSKH bekerja sama untuk menyiapkan paket takjil yang akan dibagikan. Mereka melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk donatur dan relawan, dalam mengumpulkan dan menyiapkan takjil.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi anggota LSKH untuk mengekspresikan nilai-nilai seni dalam bentuk desain dan kemasan takjil, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan toleransi antar umat beragama dalam suasana Ramadhan.
Kehadiran LSKH di Kabupaten Kapuas Hulu sebagai organisasi kesenian yang peduli sosial menunjukkan bagaimana seni dan budaya dapat berkontribusi kepada masyarakat.
Dalam momen berbagi takjil ini, LSKH mengajak masyarakat untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan membantu. Ini juga menjadi momentum untuk memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, serta pentingnya berbagi dan kepedulian terhadap sesama.
Selain itu, kegiatan berbagi takjil oleh LSKH menjadi contoh nyata bagi organisasi-organisasi lain untuk tidak hanya berfokus pada pengembangan seni, tetapi juga terlibat dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Dalam hal ini, LSKH menunjukkan bahwa seni dan aktivitas sosial dapat berjalan beriringan, menciptakan dampak positif yang lebih luas.
Dengan demikian, acara Bansos berbagi takjil ini tidak hanya sekedar memberikan makanan untuk berbuka puasa, tetapi juga membangun solidaritas, memperkuat hubungan sosial, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berbagi. Langkah yang diambil LSKH patut diapresiasi sebagai upaya untuk menjadikan seni tidak hanya sebagai alat ekspresi budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat rasa peduli sosial di tengah masyarakat.
DEDE BLACK