Mega-Berita.Com–Wakil Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang Senen Maryono meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang lebih selektif menerima pengajuan guru yang ingin pindah tugas.
Apalagi jika suatu sekolah lama betul-betul
mengalami kekurangan guru. Dan alasan pindah tugas tidak urgen. Jangan sampai,
karena guru pindah tugas malah semakin memperparah kondisi kekurangan guru di
sekolah lama.
Senen mengakui, sebagai daerah
dengan wilayah yang sangat luas, Kabupaten Sintang masih dihadapkan pada
masalah kurangnya tenaga pengajar. Kekurangan guru tersebut sangat terasa di
daerah-daerah pedalaman.
Makanya ketika ada guru suatu
sekolah di pedalaman pindah ke tempat tugas yang baru, mencari pengganti tentu
memerlukan waktu. Kecuali jika ada warga setempat yang bersedia kembali ke
kampung halaman. Atau ada penerimaan formasi tenaga guru di sekolah tersebut.
Oleh karenanya, bersikap selektif
ketika merespon pengajuan guru yang
ingin pindah tugas haruslah jadi perhatian serius. Dalam hal tertentu bukan
berati tidak boleh pindah sama sekali. Namun jika tidak terlalu mendesak dan
alasan tidak urgen, sebaiknya diberi pemahaman agar tidak pindah tugas.
Legislator yang pernah menjabat
sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang ini mengatakan, penyebab guru
di pedalaman kurang bukan karena banyak menumpuk di daerah perkotaan. Tapi karena
banyak guru pensiun, kemudian jumlah pengangkatan oleh pemerintah sangat minim.
Jumlah pengangkatan belum mampu memenuhi kekurangan guru yang terjadi.
Sebenarnya, kata Senen, guru di
kota tidak juga terlalu berlebih.
Masih sesuai dengan analisis kebutuhan. Tapi untuk guru di luar kota Sintang
memang kurang. Penyebabnya karena banyak guru yang pensiun. Terutama guru-guru
angkatan lama. Sebetulnya, jumlah tenaga guru yang dihasilkan oleh perguruan
tinggi sangat banyak. Terlebih di Kabupaten Sintang banyak sekali kampus-kampus
yang mencetak tenaga guru. Namun sekali lagi terkendala kemampuan pemerintah
untuk mengangkat mereka menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).