Mega-Berita.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Markus Jembari dari Fraksi Partai Demokrat meminta Pemerintah Kabupaten Sintang melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Sintang, lebih aktif proaktif membina koperasi.
Terutama pembinaan pada koperasi-koperasi yang menjadi mitra
perkebunan kelapa sawit. Mengingat saat ini banyak sekali permasalahan antara koperasi
petani plasma dan pihak perusahaan yang berinvestasi di Kabupaten Sintang.
Salah satu yang mencuat dan sedang dibahas DPRD Kabupaten
Sintang adalah polemik selisih data lahan plasma antara Koperasi Bina Tani
Sejahtera (BTS) dan Koperasi Bina Tani Mandiri (BTM) yang bermitra dengan PT
Buana Hijau Abadi (PT BHA 2) dari Hartono Plantation Indonesia (HPI Grup).
PT BHA 2 ini beroperasi di Kecamatan Ketungau Hilir dan
Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.
“Pemda Sintang melalalui Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Sintang harus lebih
proaktif lah membina koperasi mitra perkebunan kelapa sawit. Ini penting agar
masalah koperasi plasma dengan perusahaan tidak terus berulang,” harap Markus
Jembari.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Sintang, Markus Jembari menilai masalah yang timbul karena lemahnya komunikasi.
“Karena yang saya lihat di sini, ada miss
komunikasi antara perusahaan dengan koperasi. Sehingga berimbas pada anggota. Nah,
pemerintah harus bisa menjadi jembatan. Atau membina petani lah paling tidak,”
katanya lagi.
“Kedepan harus seperti apa, tentu melakukan proses kemitraan
dengan baik. Saya yakin, keberadaan koperasi berada di tengah-tengah antara
pihak perusahaan dengan petani plasma. Mengingat saat permasalahan yang sedang
dibahas di Komisi D DPRD Sintang dalah polemik selisih data lahan plasma antara
Koperasi Bina Tani Sejahtera (BTS) dan Koperasi Bina Tani Mandiri (BTM) dengan dengan
PT Buana Hijau Abadi (PT BHA 2) dari Hartono Plantation Indonesia (HPI Grup),
kami akan berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut,” tegas Markus.