Mega-Berita.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Florensius Ronny menjelaskan penggunaan Alokasi Dana Desa atau ADD selama pandemi corona virus desease yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Pandemi membuat alokasi ADD terkuras untuk penanganan pandemi covid 19, termasuk juga memberikan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD).
“Pandemi corona virus disease atau covid 19 yang terjadi
lebih dari dua tahun terakhir, tak hanya membuat Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sintang mengalami penurunan. Pendemi covid 19 juga
berdampak pada Anggaran Dana Desa (ADD) yang hanya tersisa sedikit saja untuk
pembangunan. Karena ada keharusan memberikan bantuan sosial (bansos) maupun
untuk penanganan covid 19 melalui ADD tersebut.” Kata Florensius Ronny.
Hal itu disampaikan Florensius Ronny saat Dialog Forum
Kalbar yang diselanggarakan TVRI Kalbar di Pontianak belum lama ini dengan tema
Infrastruktur Sintang Masih Tertinggal. Ia mengatakan semenjak covid 19,
anggaran dana desa (ADD) sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan 40 persennya
wajib untuk Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) ke masyarakat.
Selanjutnya sebesar 20 persen untuk ketahanan pangan. Kemudian 8 persen untuk
penanggulangan covid 19. Jadi, totalnya ADD yang udah teralokasi sebesar 68
persen.
“Artinya hanya tersisa 32 persen dari ADD yang bisa
digunakan pihak desa. Itu juga jumlahnya pas-pasan untuk gaji, tunjangan maupun
perjalanan dinas desa. Baik itu perjalanan dinas ke kabupaten maupun keperluan
lainnya. Makanyaapabila kita melihat dan mengacu pada juklak juknis terkait hal
ini, tentu tidak banyak harapan yang bisa kita capai ketika ada bencana covid 19
seperti ini,” katanya.
Oleh karena itu, seiiring covid-19 yang telah melandai, Roni
berharap aturan tersebut cepat dicabut. Agar penggunaan ADD bisa seperti
sebelumya.