Mega-Berita – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Florensius Ronny saat menghadiri Dialog Forum Kalbar di TVRI mengungkapkan dampak pandemi corona virus disease atau Covid-19 terhadap Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sintang.
“Akibat pandemi Corona Virus Disease atau covid-19 yang
melanda dunia termasuk Indonesia, membuat
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sintang mengalami
penurunan. penurunan APBD sebagai imbas dari pandemi COVID-19 sudah terjadi dua
tahun terakhir ini. Yakni APBD tahun 2021 dan 2022,” ungkap Ronny.
Ronny kemudian secara panjang lebar merinci besaran APBD
Sintang. Jika sebelumnya APBD Kabupaten Sintang tembus Rp 2,1 Triliun pada
tahun 2020 lalu. Namun pada tahun 2021 dan 2022, APBD turun drastis hingga Rp
1,7 Miliar. Penurunan APBD Sintang, dikarenakan dana transfer dari pemerintah
pusat mengalami penurunan sangat besar, khususnya Dana Alokasi Khusus (DAK). Sebab
anggaran pemerintah pusat banyak dialokasikan untuk penanganan COVID-19. Mulai
dari perawatan pasien COVID-19, pemberian bantuan sosial (bansos) hingga
pelaksanaan vaksinasi.
Dikatakan legislator Partai Nasdem ini, dikarenakan APBD
Sintang jauh menurun dibanding sebelumnya, pembangunan di daerah juga tidak
maksimal. Karena dana yang sudah dianggarkan untuk pembangunan, harus
direcofusing sesuai arahan pemerintah pusat untuk penanganan pandemi di daerah.
“Maka tak heran, dalam dua tahun selama pandemi terjadi,
pembangunan fisik di Kabupaten Sintang sangat jauh berkurang. Makanya dengan
APBD Sintang minim dan hanya tersisa Rp 1,7 Triliun, alokasi dana untuk
pembangunan fisik sangat terdampak. Bayangkan saja, jumlah APBD Rp 1,7 Triliun
harus dialokasikan untuk pembayaran gaji pegawai maupun honor daerah sebesar Rp
800 miliar, dana transfer desa Rp 498 miliar, Dana Alokasi Khusus (DAK) sekitar
Rp 200 miliar, belum lagi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan lain-lain,”
jelasnya.